Permintaan Maaf dan Memaafkan

Juni 06, 2014
Bismillahirrahmanirahiim,
Meminta maaf dan memaafkan sebenarnya memang hal yang mudah, dan menjadi hal yang kusut masai manakala tercampuri oleh friksi emosi, gengsi dan unsur subyektifitas lainnya yang tidak rasional lagi. Mengajari anak-anak untuk bisa dengan sigap meminta maaf jika melakukan kesalahan dan ketidaksengajaan pun tidak serta merta bisa ditanggapi. Emosi dan MERASA apa yang dilakukannya tidak salah, seringnya hal ini yang menjadi keengganan anak-anak untuk legowo meminta maaf. Demikian pula halnya dengan sikap memberi maaf, anak-anak pun tak bisa dengan cepat menerima permintaan maaf karena efek masih terbawa emosi atas apa yang menimpanya [berkaitan dengan dirinya yang menerima sikap/perkataan tidak menyenangkan].

Lantas bagaimana cara mengajari agar anak-anak bisa dengan responif meminta maaf dan memaafkan?

Tentunya untuk mengajari agar anak-anak bisa membiasakan diri untuk bersegera meminta maaf maupun bersikap legowo memberi maaf tidak bisa serta merta diberikan dengan cara metodologi pembelajaran di bangku sekolah maupun dengan materi buku bacaan.
kisah; parenting; family
Aida & Azka @Blora
" Kok sandalku kamu basahi sih Az..." teriak Aida setengah histeris saat hendak memakai sandalnya tapi terdapat percikan air yang nyiprat saat Azka cuci tangan.
" Aku kan gak sengaja Mbak Aida..." bela Azka dengan style suaranya yang bernada tinggi.
" Huuhg..kamu itu...sudah salah, gak minta maaf lagi !"
" Wong aku gak sengaja kok..."
Acara makan bareng di Sego Wiwit pun berakhir dengan perang kata-kata sepertinya akan berlanjut sampai di rumah.

" Ayo Azka minta maaf dong..." bujukku sambil menggandeng pundaknya.
" Iya maaf.." ucap Azka singkat dan cepat.
Aida tak segera menjawab, tapi masih nggrundhel karena menganggap Azka sengaja membuat sandalnya basah dengan percikan air cucian tangan.

" Hahh...Mbak Aida saja gak mau maafin kok, ya sudah..."
" Lha kamu minta maafnya juga gak tulus kok..."

" Gak mau maafin ya sudah, wong aku gak sengaja dan sudah mau minta maaf yeee..."
" Azka, bukannya Mbak Aida gak mau maafin. Tapi memberikan maaf itu juga butuh proses..perlu waktu. "
Azka masih mbesengut dan emosi, " Kamu kalau menghapus tulisan yang salah, apakah langsung bisa bersih tanpa bekas?"

" Gak tau..." jawaban khas Azka jika gak mau menanggapi saat diajak bicara.
" Kira-kira seperti saat kamu menghapus tulisan yang tidak serta merta terhapus, Maka Mbak Aida pun butuh waktu untuk tenang hatinya untuk bisa memaafkan. Dan kamu, juga harus benar-benar menunjukkan rasa permintaan maaf yang tulus...jangan pakai nada tinggi atau suara yang terkesan marah-marah dong ya?"

This moment give me a lesson, bahwa anak-anak pun sudah punya ego dan emosi. Meminta maaf dan memberi maaf pun tetap perlu cooling down emosi walaupun mereka masih anak-anak.

I don't know completely, If they can understand with my words? But, after few minutes I see them laugh together like everything just fine as always:) Tak ada dendam....tak ada ngambeg berkepanjangan...Amazingnya jiwa anak-anak yang purity





IBX585E3C9C3B47F

Share this

Related Posts

First