Tanggal 21 Mei 1998, masih sangat jelas terpatri di ingatan saya saat itu di halaman teras
rumah, ibu menyuapi saya makan siang dengan nasi, telur rebus dan segelas air
kelapa. Menu favorit selepas pulang sekolah sambil melihat berita di TV. Saat
itu Presiden RI ke-2 Pak Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dan
digantikan oleh Pak Habibie. Kemudian ibu saya mengatakan ini :
"Maem sing akeh karo sekolah sing pinter suk lek wis gede ben
pinter koyo Pak Habibie dadi insinyur gawe pesawat lan iso dadi presiden".
Bisa jadi sejak saat itu nama Pak Habibie bagi saya adalah seorang
yang sangat cerdas.
Kalau bisa dideskripsikan dalam satu kalimat "Kecerdasan Pak Habibie adalah universal".
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Pak Habibie membuktikan bahwa seorang ahli ilmu eksakta pun bisa
menjadi pemimpin sosial di masyarakat, menurut saya beliau adalah salah satu
tokoh yang mampu menginspirasi semua kalangan untuk berpartisipasi dalam
membangun negara dari kemampuan yang kita punya entah dari teknologi, sosial,
politik, ekonomi, budaya dsb. selama itu bermanfaat maka lakukanlah.
Sumbangsih bidang teknologi di Indonesia tak perlu diragukan lagi
jumlahnya, pesawat N250 & R80 adalah salah satu contohnya. Sumbangsihnya
untuk dunia pun ada, salah satunya adalah "Crack Progression Theory"
nya.
Sumbangsih di bidang pemerintahan sewaktu menjabat presiden juga tidak
kalah penting, walupun dalam periode yang singkat dan ditinggalkan kondisi
carut marut pasca orde baru beliau mampu menelurkan hingga 113 undang-undang
baru antara lain tentang otonomi daerah, penyelenggaraan pemilu multipartai, kebebasan
menyalurkan aspirasi/berpolitik, pembatasan masa jabatan presiden & wapres,
kebebasan pers, dan masih banyak lagi yang hasilnya tentu bisa dinikmati hingga
detik ini saya bisa menulis narasi ini.
Pun demikian dengan salah satu
kebijakan tentang referendum timor timur, menurut pendapat saya bisa jadi
mungkin di masa itu beliau sudah menghitung detail mana yang lebih banyak akan
membawa kemaslahatan bagi kedua pihak dan yang saya baca hingga sampai detik
ini adalah betapa kedua negara (Indonesia & Timor Leste) sangat berterima
kasih dan mencintai sosok beliau.
Satu lagi yang membuat saya kagum adalah makna cinta menurut beliau
seperti yang pernah diwawancarai oleh salah satu media Indonesia. "Cinta
bagi saya itu cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta pada sesama manusianya,
cinta pada karya sesama manusianya, cinta pada pekerjaannya".
Bagi saya Pak Habibie adalah contoh langka dan nyata seorang jenius yang punya kemampuan eksakta dan sosial yang hebat.
Kini Bapak Teknologi dan Demokrasi Indonesia sudah terbang menuju
tempat istirahat abadinya, kembali bertemu dengan belahan jiwanya yang sudah
menunggu di sana.
Namun saya yakin ilmu dan prinsip hidupnya akan abadi dan menjadi
pelajaran berharga agar suatu saat akan lahir Habibie Habibie baru di Indonesia.
Profesor berotak jerman berhati mekkah yang tidak pernah berhenti belajar hingga akhir hayatnya dan mengabdi untuk Indonesia.
Hormat saya untuk Bapak B.J. Habibie.
=========
Postingan ini merupakan postingan Aris Wijaya yang di publish di akun IGnya, sebagian bentuk ungkapan kekaguman, rasa respect dan pandangan terhadap Bapak Habibie yang menjadi tokoh idolanya sejak masa kanak-kanak,
Original post :
https://www.instagram.com/p/B2YnuK5AFWW/ ( 14 September 2019)